Tuesday, September 8, 2009

Tips Merawat Anggrek Bulan (Phalaenopsis)



Anggrek bulan adalah anggrek kesukaan saya, mempunyai kelopak bunga yang lebar dan anggun. Termasuk tanaman anggrek yang mudah dirawat dan rajin berbunga. Anggrek bulan termasuk golongan anggrek monopodial. Anggrek yang tumbuh keatas dari satu batang. Bunga dari anggrek bulan tumbuh dari sisi batang dari arah bawah. Dengan perawatan yang sesuai bunga anggrek bulan sangat tahan dan tidak cepat layu. Bahkan batang bunga yang sudah rontok bunganya, dapat tumbuh cabang bunga baru.


Phalaenopsis atau anggrek bulan spesies, keberadaannya di Indonesia menyebar dihutan tropis Indonesia. Sebagai tanaman hias indoor, anggrek bulan sangat menawan. Sehingga tidak bisa dipungkiri, penggemarnya meluas. Di Taiwan anggrek bulan hybrid sudah diusahakan sekala industri. Dengan tehnik meryclone. Dan produksinya diekspor keseluruh negara, termasuk indonesia. Di Indonesia sendiri nursery anggrek bulan sudah cukup banyak, terutama di Jawa.

Beberapa hal yang perlu diketahui tentang cara perawatan anggrek bulan :

  1. Anggrek bulan tidak membutuhkan sinar matahari penuh, hanya 20% saja. Sehingga perlu naungan. Naungan bisa dengan paranet. Temperatur ideal yang diperlukan adalah 30O C saat siang dan 23O C pada malam hari. Dengan kelembaban maksimum 70%. Bila terlalu basah tanaman mudah busuk oleh jamur maupun bakteri. Untuk mengetahui secara visual kebutuhan intensitas matahari dapat dilihat dari warna daunnya. Daun berwarna hijau, menandakan intensitasnya cukup. Sedangkan berwarna hijau tua, intensitasnya kurang, dan bila intensitas sinarnya berlebih, maka daun akan berwarna kecoklatan karena terbakar.
  2. Sirkulasi udara sangat dibutuhkan. Artinya hembusan angin cukup baik untuk pertumbuhan tanaman anggrek bulan. Semakin baik sirkulasi udara dalam nursery, pertumbuhan tanaman anggrek bulan akan semakin bagus. Untuk nursery atau tempat pemeliharaan anggrek bulan yang kurang baik sirkulasi udaranya, dapat dipasang kipas angin. Fungsi sirkulasi udara ini untuk meratakan temperatur dan kelembaban serta cepat membuang udara panas maupun terlalu basah.
  3. Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Bisa ditingkatkan tiga kali sehari, bila udara panas. Penyiraman yang baik jam 07.00 ~ 09.00 dan 16.00 ~ 18.00. Penyiraman sebaiknya langsung kearah akar dan menggunakan air yang bersih, tidak tercemar limbah kimia.
  4. Menjegah adalah lebih baik dari pada mengobati. Prinsip ini juga berlaku dalam perawatan anggrek bulan. Untuk itu guna menjaga serangan hama dan penyakit, perlu dilakukan penyemprotan insektisida dan fungisida seminggu sekali. Penyemprotan sebaiknya dilakukan sore hari.
  5. Makanan, nutrisi juga diperlukan oleh anggrek bulan. Lewat pemupukan yang teratur pertumbuhan tanaman anggrek bulan akan prima dan rajin berbunga. Pupuk yang dibutuhkan adalah pupuk yang kaya akan kandungan kalsium (Ca), Phospor (P), dan Kalium (K). Pemberian pupuk dilakukan rutin dua minggu sekali. Pemberian pupuk dengan cara pupuk dilarutkan dahulu dengan air kemudian disiramkan. Perlu juga ditambahkan pupuk daun dengan cara di spray.

Sumber: wawaorchid - Edy Suryanto


Baca Selebihnya...

Tips Membeli Dan Memilih Tanaman Hias Aglaonema


Tanaman hias Aglaonema mempunyai corak warna daun mempesona dan memikat yang melihatnya. Dengan teknik penyilangan, saat ini tanaman hias Aglaonema mempunyai corak warna daun banyak variasi. Jenis baru terus bermunculan. Baik dari negeri kita sendiri maupun dari Thailand. Tanaman hias yang satu ini semula hanya berdaun warna hijau. Dan dalam perkembangannya, sudah banyak kombinasi warna; merah, putih, kuning, silver, pink dan orange. Aglaonema merupakan tanaman hias yang pertama dengan sistem penjualan per lembar daun atau menghitung jumlah daun. Daun merupakan komponen terpenting untuk tanaman hias ini. Aglaonema dengan daun yang mulus, tidak ada sobek, susunannya rapi, rimbun dan kompak adalah idaman para hobiis.

Untuk mendapatkan Aglaonema seperti itu tidaklah mudah. Untuk tanaman hias ini, bila kondisi sudah jadi demikian yang pasti harganya mahal. Banyak hal yang mesti diperhatikan. Pemilihan tanaman hias dengan teliti yang menjadi kuncinya. Perburuan harus dimulai dari nursery satu ke nursery lainnya. Namun susah mendapatkan seperti itu. Alternatifnya bisa mencari bakalan yang bagus, dan nantinya diharapkan bisa menjadi prima. Susah memang, biasanya tanaman hias Aglaonema yang sudah jadi susah dilepas oleh pemiliknya. Kalaupun boleh harganya sudah tak terkira. Karena dijadikan ikon nursery tersebut. Dengan mendapatkan bakalan yang bagus, akan menghemat pengeluaran. Harga bakalan belum begitu mahal. Namun dalam pemilihannya harus cermat. Yaitu harus dipahami kualitas Tanaman hias yang akan dipilih, sifat khasnya dan memperhatikan perawatannya.

A. Kualitas faktor utama yang harus diperhatikan

Kulaitas baik merupakan kunci utama dalam pemeliharaan tanaman hias, termasuk aglaonema. Tanaman hias dibeli untuk dinikmati keindahannya. Sehingga, Tanaman dengan kualitas prima, tidak ada cacat baik daun maupun batang, adalah suatu keharusan. Hal ini penting, agar para pembeli nantinya tidak kecewa setelah tanaman dewasa. Cacat biasanya disebabkan oleh keteledoran perawatan atau serangan hama penyakit. Untuk mendapatkan aglaonema dengan kualitas baik, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.

1. Tempat membeli.

Pilihlah tempat membeli aglaonema di nursery yang berkualitas. Nursery yang diakuai kredibilitasnya. Nursery yang sering memenangkan kontes tanaman hias. Nursery yang mau memberikan jaminan akan barang dagangannya. Sehingga jenis dan kualitas aglaonema tersebut terjamin. Kebersihan nursery juga perlu diperhatikan. Nursery yang bersih mencerminkan tanaman hias yang ada sehat dan bebas dari hama dan penyakit.

2. Periksa keseluruhan tanaman.

Aglaonema, tanaman hias yang rata-rata harganya masih mahal. Sehingga agar tidak kecewa, sebelum terjadi transaksi perlu diadakan pemeriksaan secara menyeluruh. Daun harus mulus dan mengkilap. Tidak ada bekas serangan hama. Batang kokoh, bersih, segar dan sehat. Perakaran kokoh. Tanaman tidak goyang. Media tanam masih bagus.

3. Ukuran daun makin besar.

Hal ini penting diperhatikan. Ukuran daun tanaman yang tumbuh bagus makin keatas makin besar. Menandakan tanaman sehat. Bila makin keatas ukuran daun kecil ada bebarapa kemungkinan. Tanaman hias tersebut baru di repotting. Aglaonema tersebut baru berbunga, atau terkena serangan hama dan juga mungkin perakarannya terganggu.

4. Susunan daun rapat.

Tanaman hias seperti ini menandakan pertumbuhan yang pas. Tanaman hias tersebut tidak kurang sinar matahari. Aglaonema tersebut akan tampil kompak. Sehingga akan rimbun dan tampak indah.

5. Tidak tergiur harga murah.

Harga biasanya menuntukan kualitas suatu produk. Boleh-boleh saja untuk mengurangi pengeluaran mencari diskon harga. Tapi tetap perlu diperhatikan aglaonema diskon tersebut. Bagaimana kesehatannya. Bagaimana perawatannya. Ada tidaknya serangan hama. Biasanya suatu nursery yang memberikan potongan harga atau diskon dengan besar-besaran, stock tanaman yang ada pada nursery tersebut menumpuk. Dan dapat dipastikan terhadap tanaman hias tersebut perawatannya dikurangi.

Sifat dan karakter aglaonema juga mesti dipahami, sebelum menentukan pilihan jenis aglaonema apa yang akan dibeli. Untuk postting ini akan saya lanjutkan pada postting berikutnya. Semoga postting yang sederhana ini dapat membantu para hobiis aglonema dalam menentukan pilihannya dalam membeli aglaonema. Selamat mencoba, semoga bermanfaat.


Sumber: wawaorchid oleh Edy Suryanto




Baca Selebihnya...

Thursday, August 13, 2009

Tips Perbanyak Aglaonema

Teknik memperbanyak aglaonema dalam waktu singkat adalah cangkok dengan menggunakan pot plastik bibit anggrek / gelas eks air minum dalam kemasan seperti Aqua/2 Tang dll.

Tahapan cangkok sebagai berikut :

1. Tanaman yang akan dicangkok harus sehat, bebas hama dan penyakit. Batang aglaonema sudah tinggi dari permukaan media. (Tinggi batang aglaonema tersebut yang menentukan banyaknya jumlah cangkokan).
2. Siapkan pot plastik bibit anggrek / gelas eks air minum dalam kemasan. Untuk pot plastik bibit anggrek potong vertikal dengan memakai cutter sedangkan gelas eks air minum dalam kemasan harus dibuat lubang bagian bawahnya dan kemudian potong vertikal dengan memakai cutter, untuk bagian atasnya dipotong dengan gunting.


3. Batang aglaonema yang akan dicangkok, apabila masih ada daunnya maka daun tersebut dibuang kemudian kuret batang tersebut sekitar 1 cm dan diolesi dengan hormon perangsang akar. Pot plastik yang dipotong vertikal disatukan dengan memakai stapler.
4. Isi pot plastik tersebut dengan media sekam bakar yang telah disiram. Perawatan tanaman yang telah dicangkok sama saja sebelum dicangkok. Penyiraman dilakukan 2-3 hari sekali dan 2 kali seminggu disiram dengan vitamin B1.
5. 2 bulan kemudian akar akan tumbuh dan terlihat dari balik pot plastik. Saat itulah cangkokan dapat dipisahkan dari induk. (Apabila dalam 1 batang aglaonema terdapat 2/3 cangkokan, pastikan cangkokan teratas harus sudah ditumbuhi akar sehingga dapat langsung dipisahkan masing-masing, jika belum maka mulai dari bagian bawah secara bertahap).
6. Pisahkan setiap cangkokan yang telah tumbuh akar dengan pisau tajam dan steril memotong batang persis dibagian bawah pot plastik tersebut. Kemudian sebelum ditanam, batang yang dipotong pada bagian bawah diolesi fungisida (dithane 45). Tanaman cangkokan tersebut dengan media tanam terdiri dari sekam bakar, pasir malang, kapur dolomite secukupnya dengan perbandingan 3 : 1. Siram tanaman cangkokan dengan vitamin B1.
7. Selanjutnya cangkokan tersebut perawatannya seperti tanaman yang lainnya.
8. Bonggol induk pada bagian atas diolesi salep hormon tumbuh sitokinin dan auksin yang sudah umum dipakai pada anggrek “KEIKI”. (Sitokinin berfungsi merangsang pembelahan sel didaerah tunas samping (lateral) sedangkan auksin berperan dalam pembelahan sel ujung tunas (apical bulb). Pada umumnya 1-2 bulan muncul 3-4 anakan. Anakan baru dipisahkan biasanya setelah berdaun 4-5 lembar daun.

Source: klikhangarden,com


Baca Selebihnya...

Thursday, July 2, 2009

COCOPEAT: MEDIA TANAM ALTERNATIF




Dalam bercocok tanam, tak hanya tanah yang bisa diandalkan sebagai media tanam. Masih ada media tanam lain, cocopeat salah satunya.

Media tanam organik ini memiliki kualitas tak kalah dengan tanah. Cocopeat adalah media tanam yang dibuat dari sabut kelapa. Oleh karena itu, paling mudah ditemukan di negara-negara tropis dan kepulauan, seperti Indonesia.


Banyak manfaat yang bisa didapat dengan menggunakannya. Baik untuk digunakan bersama tanah, atau berdiri sendiri. Cocopeat juga banyak dipilih sebagai pengganti tanah.

Cocopeat memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air. Ia juga memiliki pori-pori, yang memudahkan pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Kandungan Trichoderma molds-nya, sejenis enzim dari jamur, dapat mengurangi penyakit dalam tanah. Dengan demikian, cocopeat dapat menjaga tanah tetap gembur dan subur.

Meski disebut-sebut sebagai media tanam alternatif berkualitas sebaik tanah, namun unsur hara yang ada di tanah, tidak ada padanya. Oleh karena itu, cocopeat memerlukan tambahan pupuk sebagai penyubur.

Tak perlu repot mencari sabut kelapa untuk dijadikan cocopeat. Banyak produsen menjual cocopeat dalam bentuk siap guna. Bahkan ada pula yang menyediakan dalam bentuk padat (briket). Tinggal tambahkan air, cocopeat pun siap pakai.***

Penulis: Anissa. Idea Garden

Baca Selebihnya...

Tuesday, April 7, 2009

Supaya Kecantikan Caladium Terus Bertahan

Tiga pot caladium berdaun bulat berwarna merah di halaman depan rumah seorang hobiis di Depok, Jawa Barat, itu tampak merana. Satu per satu daun anggota famili Araceae itu menguning, mengering, dan akhirnya gugur. Tak satu pun daun baru muncul menggantikan yang mati. Penyiraman cuma 2 kali seminggu di musim kemarau diduga jadi musababnya.

Kondisi berbeda pada caladium koleksi Muhammad Munir di Bambuapus, Jakarta Timur. Kerabat aglaonema itu memamerkan keindahan daunnya sepanjang tahun. 'Kuncinya supaya daun baru selalu muncul, media harus lembap,' kata ayah satu anak itu. Di musim kemarau, selain menyiram setiap hari Munir memberi tatakan air di bawah pot. Dengan begitu media selalu lembap.

'Caladium tidak berdaun dan tinggal umbi saja karena mengalami kondisi stres,' kata Yos Sutiyoso, praktisi tanaman hias di Jakarta. Gunawan Widjaja, pemain tanaman hias di Sentul, Bogor, menyebutnya masa dormansi. Maksudnya, caladium berada dalam kondisi istirahat panjang. Saat itu tak ada pertumbuhan vegetatif sama sekali. Artinya tidak ada daun indah yang dipamerkan. Lazimnya masa dormansi berlangsung selama 4-5 bulan.

Di alam, peristiwa dormansi merupakan cara caladium untuk bertahan hidup dalam kondisi kemarau panjang. Pada musim kemarau, kelembapan lingkungan dan tanah tempat tumbuh berkurang. Menurut Yos kelembapan udara pada penghujan rata-rata 85-95%; kemarau, 40-50%. Berkurangnya kelembapan udara diiringi berkurangnya kelembapan media tumbuh karena air yang ada di media menguap sehingga media kering.



Padahal supaya pertumbuhan vegetatif baik, caladium butuh kelembapan udara di atas 70% dan kondisi tanah lembap. Makanya daun caladium biasanya rimbun di musim hujan. Di tangan hobiis, dormansi terjadi karena kekurangan air, zat hara, atau salah penggunaan media.


Media

Menurut Dr Benny Tjia, praktisi tanaman hias di Bogor, caladium termasuk tanaman aroid yang senang air. Air dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif. Tak ada rumus pasti untuk mengukur kebutuhan air caladium. Sebagai patokan kelembapan udara di atas 70% dan media selalu dalam kondisi lembap. Bila media kering kerabat aglaonema itu mengalami istirahat panjang.

Jadi, kebutuhan air praktis sepanjang umur hidup caladium. Oleh karena itu pilih media yang bisa menahan banyak air, seperti cocopeat atau kompos yang dicampur dengan arang sekam dengan perbandingan 1:1. 'Pokoknya yang banyak bahan organiknya,' kata guru besar University of Florida, Amerika Serikat, itu.

Cocopeat sanggup menahan air 50-75% dari volumenya. Lama penyimpanan tergantung cuaca. Pada musim kering cocopeat mampu menyimpan air selama 1-3 hari. Musim hujan, bisa sampai 4-7 hari. Sedangkan kompos, menyimpan air 50% dari volumenya yang bertahan selama 3 hari tergantung kondisi lingkungan.

Gunawan Widjaja menggunakan media humus andam. Daya serap humus cukup tinggi, 80-90% dari bobotnya. Dengan begitu, media tetap lembap sehingga caladium tak dorman. Ciri media lembap terasa basah jika tangan dimasukkan, tapi air tidak sampai menggenang.

Pada kemarau, kelembapan berkurang karena curah hujan sedikit dan matahari bersinar terang sehingga air di udara menguap. Kekurangan air diatasi dengan menaikkan frekuensi penyiraman. Gunawan menyiram 3-4 kali per hari, pada penghujan cukup 2 kali per hari. Cara lain, meletakkan alas berisi air di bawah pot.

Selain media tunggal, media campuran juga bisa dipakai dengan catatan mampu menahan air. Slamet Giono, staf nurseri Adelia, menggunakan media jadi yang terdiri dari campuran cocopeat, sekam bakar, pakis, dan pupuk kandang. Selain mampu menyimpan air secara baik, media tanam seperti itu juga bersifat gembur. Media tanam yang terlalu keras dan padat bisa memicu caladium dorman.


Kurang hara

Kekurangan hara penyebab lain caladium mengalami dorman. Itu yang terjadi pada salah satu caladium milik Munir. Akibat media asam, pupuk cair yang mengandung unsur NPK seimbang tak bisa diserap tanaman secara optimal. Padahal unsur nitrogen berperan dalam pembentukan sel dan jaringan di dalam tanaman. Fosfor mendorong pertumbuhan akar dan kalium memperkuat jaringan sehingga daun tidak mudah rontok. Akibat kekurangan hara, daun caladium kuning, layu, dan mati. Daun baru pun tak mau keluar.

Menurut Benny pupuk yang bisa digunakan antara lain yang berkadar N tinggi. Unsur N memacu pertumbuhan vegetatif. Jenis anorganik seperti Growmore, Hyponex, Dekastar, atau Osmokot. Kebutuhan hara juga didapat dari bahan organik. Humus andam mengandung N tinggi. Miseliumnya terdiri dari lignin, poliuronida serta unsur C, H, O, S, dan P. Bahan organik itu juga mampu meningkatkan ketersediaan Ca, Mg, dan K yang dibutuhkan tanaman. Akibatnya, caladium koleksi Gunawan yang ditanam dengan media humus andam cepat berakar dan terus mengeluarkan daun.


Dorman vs ukuran umbi

Masa dormansi sebenarnya tak selamanya merugikan. Sebab, saat itu mata-mata tunas sedang memperbanyak diri. Sayangnya, makin besar ukuran umbi masa dorman semakin lama.

Oleh karena itu masa dorman dihindari hobiis. 'Keindahan caladium ada di daun, begitu daun hilang berarti hilang juga keindahannya,' kata Dr Surawit Wannakrairoj, asisten profesor bidang bioteknologi di Departemen Hortikultura, Kasetsart University, Bangkok, Thailand.

Untuk mempersingkat waktu tidur, Munir mengatasi dengan cara repotting. Umbi caladium dikeluarkan dari dalam pot, lalu dibersihkan dari media yang menempel. Sebelum ditanam, umbi direndam dulu dalam larutan perangsang akar berdosis 2 ml/l air selama 15 menit. Setelah itu dikeringanginkan sebelum direndam larutan fungisida selama 15 menit. Umbi ditiriskan dan ditanam dalam media tanam baru yang banyak mengandung bahan organik.

Munir menggunakan media campuran arang sekam, cocopeat, dan humus andam masing-masing satu bagian. Dengan begitu, tunas caladium tumbuh 2 minggu kemudian. Caladium pun kembali tampil memikat.
(Rosy Nur Apriyanti/Peliput: Evy Syariefa >> Trubus online)

Baca Selebihnya...

Anti Virus PCMAV terbaru versi 2.0d-Valkyrie

Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Nissan Car Pictures. Powered by Blogger